BAB II
KEMBALI
Pada malam hari di cafe.
Mereka bertemu dan langsung memesan
makanan sambil mengobrol.
“Hey..” Sapa Hilmi.
“Oh.Hey juga..” jawab Echita
“udah lama?”
“Enggk koq, barusan aja.”
“lhoh? Mana Devy?”
“Dia ada acara keluarga. Jadi, gag bisa
dateng.”
Setelah memesan makanan.
“langsung aja ya? Dari awal aku liat kamu
aku suka sama kamu. Kamu mau gag jadi pacar aku?” Tanya Hilmi.
“Oh, kitakan belum kenal deket?”
“Masak kamu gag inget aku waktu SMP?
Katanya kamu kan dulu suka sama aku, giliran nich. Aku sekarang suka sama
kamu.”Jelas Hilmi.
“Hah?” Echie kaget mendengar itu. Cowok
yang dulu disukainya sekarang menembak dirinya.
“Gimana?” Tanya Hilmi.
“Aku gag bisa jawab sekarang. Kasih aku
waktu sampai selasa. Nanti hari selasa akan aku jawab.”Jelas Echita.
“Okey kalau begitu.” Jawab Hilmi.
Setelah beberapa lama di cafe yang begitu
asyik untuk anak seumuran mereka. Hilmi mengantar Echita pulang kerumah. Namun
sesampainya dirumah Echita selalu memikirkan perkataan Hilmi tadi. Sampai-sampai
dia susah untuk tidur. Namun malam yang ditemani beribu bintang kini digantikan
oleh surya. Hari Minggu adalah hari untuk membuka lembaran baru Echita. Tak
disangka-sangka, disaat Echita sedang berjalan di tepi jalan untuk ke pasar.
Tiba-tiba dia berpapasan dengan musuh besarnya Antoni. Namun Echita memalingkan
muka ketika berpapasan dengannya. Dan tanpa disadari oleh Echita tangan
kanannya dipegang oleh Antoni. Echita terkejut dan dia mencoba melepaskan
tangannya dari Antoni. Namun Antoni ini mulai mengatakan sesuatu yang membuat
Echita terkejut dan bingung.
“Chie.. Aku minta maaf dari dulu sering
buat kesel sama aku. Aku gag bermaksud apa-apa. Aku hanya pengen deket sama
kamu.”
“Maksudmu itu apa bibir?” Jawab Echita
mencoba mengacaukan suasana.
“Please.. Jangan mulai lagi ya Chie. Aku
gag mau ngajak ribut sama kamu. Gini to the point aja. Aku suka sama kamu dari
kelas 1 SMA. Aku pengen banget kamu jadi pacarku. Tapi kamu gag harus jawab
sekarang aku pengen kamu jawabnya hari Selasa saat di kantin jam 9. Aku harap
kamu mau jadi pacarku. Ya udah ya? Aku balik dulu. Dah Echie..” Antoni mulai
meninggalkan Echita.
Dan Echita bingung dengan tingkah Antoni
yang berubah 180 derajat lebih kalem dan romantis.
Dia mulai bingung memilih siapa. Hilmi
teman sekolahnya waktu SMP namun saat Echita masih SMP dia itu item, rambutnya
ikalnya kayak benang mbulet yah pokoknya gag rapi. Dan pada saat itu si Hilmi
yang disukainya menghindar darinya. Namun si Antoni yang begitu konyol dari
pertama dia kenal ternyata menyimpan perasaan kepada Echita.Hari pun berlalu.
Minggu yang cukup membingungkan bagi Echita kini berganti Senin.
“Hey Chie? Koq kamu sering melamun?
Ngelamunin Hilmi ya? Eh denger-denger kamu ditembak tuch sama Hilmi. Terima aja
Chie.Dia kan ganteng.” Gerutu si Devy
Dan tanpa di sadari Devy mengatakan itu
disaat Antoni lewat didepannya.
“Lhoh? Antoni kenapa itu Chie? Koq beda?
Biasanya sering jailin kamu.” Gerutu Devy lagi.
“Oh gag papa. Oh iya aku mau nanya.
Menurutmu aku harus pilih yang mana? Antoni apa Hilmi?”
“Hah? maksudmu kamu di tembak sama dua
cowok itu? Wuih.. Em kalau menurutku sich Hilmi dia kan katanya temenmu waktu
SMP. Apalagi anaknya pinter trus baik lagi, ditambah ganteng and cool abis dah..”
“Tapi, si Antoni berubah. Dia sekarang
jadi lembut, penyayang dan baik sama aku.”
“Em ya apa ya? Bingung juga aku, Masalah
hati aku nggak mau ikut campur.”
Kringggg...
Bel masuk berbunyi. Pelajaran dimulai dan
konsentrasi Echita bubar gara-gara masalah itu.Setelah pelajaran usai dan
waktunya pulang. Tak di sangka si Hilmi minta jawaban pada hari itu. Dan Echita
kebingungan untuk menjawab.Echita takut mengecewakan keduanya.
Di lorong kelas 1 mereka bertemu dan
duduk di kursi, menghadap arah lapangan basket yang dipenuhi oleh pemain basket
untuk memperebutkan bola.
“Gimana Chi? Aku butuh jawabanmu
sekarang, aku sudah tidak tahan memendam perasaan ini” tanya Hilmi dengan penuh
harapan agar Echita jadian dengan mereka.
“Em.. Gimana ya?... sebelumnya aku minta
maaf, aku gag bisa nerima kamu.”
“Kenapa? Apa ada cowok lain yang kamu
sukai?
Apakah dia ganteng? Apa dia itu lebih
pintar dariku? Apa yang lebih dari dia?
Echi, siapapun dia aku bisa kok jadi
kayak dia?” Tanya Hilmi
“Emm.. nggak ada kok.. “ kata Echita.
“Aku kurang apa? Aku ini populer,
ganteng, pinter, baik dan perhatian” Kata Hilmi dengan percaya diri.
“ Eh! Jangan sombong ya kamu! Ditolak aja
kayak gitu! Kamu itu nggak asyik! Nggak bisa membuat aku sangat bahagia. Tau
nggak si, Kamu itu nggak kayak ...” Kata Echita marah-marah.
“Nggak kayak siapa?”
Echita terdiam dan langsung pergi
meninggalkan Hilmi begitu saja. Hilmi kecewa dan merasa menyesal melihat
ekspresi Echita.
Saat Echita berjalan menyusuri lorong
ternyata Antoni berpapasan dengannya. Antoni yang melihat ekspresi Echita
seperti itu merasa kawatir dan langsung menarik tangan Echita, namun Echita
menghempaskan tangannya begitu saja, dan lari menuju gerbang sekolah.
Keramaian didepan gerbang sekolah
membuatnya bingung untuk keluar.
“Echita!!!..” teriak Devy
“Eh kenapa dengan Echita? Kok dia begitu
sedih dan terlihat badmood?” tanya
Juju yang bersama Devy.
“Ah biarkan dia juga sering begitu kok”
jawab Devy yang mengenal sifat Echita dengan begitu baik.
“Tapi kasihan lho.. “
“Iya begitulah”jawab Devy.
“Yuk kita jadikan perginya?”tanya Juju
mengingatkan pada rancana awal mereka.
“Oh iya ya. Sampai lupa.”
Devy
dan Juju yang mempunyai rencana untuk Echita dan Antoni untuk mempersatukan
mereka akhirnya berangkat ke lokasi untuk memberi kejutan spesial”#to be continue...
0 comments:
Posting Komentar